Mahasiswa Teknik Kimia ITERA Wujudkan Kampung Iklim Mandiri Energi Lewat Inovasi Biogas di Desa Marga Kaya

Lampung Selatan — Tim mahasiswa Institut Teknologi Sumatera (ITERA) dari Himpunan Mahasiswa Teknik Kimia (HIMATEKIA) dan Himpunan Mahasiswa Sistem Energi (HMSE) berhasil membangun reaktor fixed dome biogas di Desa Marga Kaya, Kecamatan Jati Agung, Lampung Selatan. Kegiatan ini merupakan bagian dari Program Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK Ormawa) 2025 dengan judul “Mahasiswa Berdampak: Mewujudkan Kampung Iklim Mandiri Energi melalui Inovasi Biodigester dari Kotoran Sapi di Desa Marga Kaya.”

Program ini hadir sebagai solusi atas permasalahan lingkungan akibat limbah peternakan sapi yang selama ini belum dikelola secara optimal. Berdasarkan survei lapangan, sekitar 90% dari 1.100 kepala keluarga di Desa Marga Kaya memiliki ternak sapi dengan rata-rata 6–10 ekor per keluarga. Setiap harinya, desa menghasilkan sekitar 90 kilogram kotoran sapi yang kerap menimbulkan bau tidak sedap dan mencemari lingkungan. Melalui program ini, limbah tersebut kini diolah menjadi energi terbarukan berupa biogas serta bio-slurry yang dimanfaatkan sebagai pupuk organik.

“Kami ingin menghadirkan solusi teknologi tepat guna yang tidak hanya ramah lingkungan, tapi juga mendukung kemandirian energi masyarakat desa, yang berdampak terhadap lingkungan dan juga meningkatkan perekonomian” ujar Amedeo Cavendish, Ketua Pelaksana Program PPK Ormawa HIMATEKIA ITERA.

Program yang dilaksanakan sejak Juli hingga Oktober 2025 ini telah mencapai 80% progress pelaksanaan. Tim berhasil membangun satu unit reaktor biogas berkapasitas 6 m³ yang mampu mengolah 70% limbah kotoran sapi per hari dan menghasilkan energi setara tiga tabung LPG 3 kg per bulan. Selain itu, hasil samping berupa bio-slurry telah dimanfaatkan oleh 50% sasaran sebagai pupuk organik alami, sehingga mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap pupuk kimia sekaligus menekan biaya pertanian.

Dosen pembimbing program, Andri Sanjaya, S.T., M.Eng., menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan wujud nyata kolaborasi antara perguruan tinggi, mahasiswa, dan masyarakat desa. “Program ini tidak hanya berorientasi pada pembangunan infrastruktur, tetapi juga pada peningkatan kapasitas masyarakat melalui edukasi dan pelatihan teknis dalam pengoperasian serta perawatan reaktor biogas,” jelasnya.

Selama pelaksanaan, tim PPK Ormawa Biogas ITERA juga menyelenggarakan tiga pelatihan utama bagi masyarakat, yaitu pelatihan konstruksi dan instalasi reaktor biogas, pelatihan pemanfaatan biogas, serta pengelolaan bio-slurry menjadi pupuk organik. Melalui pelatihan tersebut, tingkat pemahaman masyarakat terhadap teknologi biogas meningkat hingga 66%, dan terbentuk satu kelompok pengelola biogas desa yang kini bertugas menjaga keberlanjutan
reaktor.

Bapak Ngatijan, Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Desa Marga Kaya, turut menyampaikan dampak nyata dari program ini, “Kalau sebelum menggunakan biogas, satu keluarga menghabiskan dua tabung gas melon per bulan, jadi sekitar lima puluh ribu rupiah. Setelah ada biogas, kami bisa hemat karena tidak perlu membeli gas lagi. Biogas ini sangat membantu keluarga kami. Semoga program ini terus berjalan, agar desa ini bisa mandiri energi.”

Dari sisi lingkungan, penerapan teknologi biogas terbukti mampu menurunkan emisi karbon dioksida (CO₂) dari 31 kg menjadi hanya 9 kg per hari berdasarkan perhitungan life cycle assessment (LCA). Selain itu, penggunaan biogas membantu masyarakat menghemat pengeluaran hingga Rp50.000 per bulan untuk kebutuhan energi, dengan nilai efisiensi ekonomi atau Gross Profit Margin (GPM) mencapai 55%.

Program ini mendapat dukungan penuh dari pihak kampus melalui fasilitasi dana pendamping, bimbingan akademik, serta publikasi resmi oleh Prodi Teknik Kimia dan Direktorat Kemahasiswaan ITERA. Selain membangun reaktor biogas, tim juga tengah menyelesaikan sejumlah luaran seperti Buku Refleksi Ormawa, video dokumentasi kegiatan, dan poster hasil pelaksanaan program yang akan diunggah ke kanal resmi ITERA dan media sosial PPK Ormawa.

Ke depan, tim PPK Ormawa Biogas ITERA 2025 bersama Pemerintah Desa Marga Kaya berkomitmen memperluas manfaat program melalui pengembangan model replikasi reaktor biogas rumah tangga sederhana serta pelatihan lanjutan bagi masyarakat. Upaya ini diharapkan mampu menjadikan Desa Marga Kaya sebagai percontohan Kampung Iklim
Mandiri Energi di Provinsi Lampung.

“Kami berharap hasil dari program ini dapat menjadi inspirasi bagi desa lain dalam memanfaatkan potensi limbah ternak menjadi energi bersih dan bernilai ekonomi,” tutup Amedeo.

Bagikan informasi:

Komentar Anda

Your email address will not be published. Required fields are marked *